http://mixpod.com/social/2010/12/christmas-songs-playlist

Selasa, 21 Desember 2010

PEMAHAMAN IP ADDRESS



 
Tujuan:        Memahami konsep IP address dan Subnet mask

3.1 IP Address                                                     
IP atau Internet Protocol adalah sederetan angka biner 32 bit yang terbagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas biner 8 bit yang dipisahkan dengan tanda titik (dot). IP beroperasi pada lapisan network OSI (Open System Interconnection). Untuk mempermudah dalam pemahaman, biner 32 bit ini dinotasikan dalam bentuk bilangan desimal dengan anggota 0 sampai 9 di semua sistem operasi network baik Windows, Linux, Novell netwere maupun free BSD atau Open BSD. Format IP biasa di disimbolkan dengan huruf "x", dimana x bisa bernilai biner 1 atau 0. Contoh:
xxxxxxxx. xxxxxxxx. xxxxxxxx. xxxxxxxx (label huruf X)
11000000.10101000.00000000.00000001 (jika x bernilai 1 atau 0)
192.168.0.1
                       (konversi biner
ke desimal)
Walaupun IP address dinotasikan dalam angka desimal diberbagai sistem operasi network (network operating system), untuk komunikasi protokol TCP/IP tetap menggunakan angka biner (karena komputer dalam berkomunikasi atau berinteraksi antar komponen menggunakan sinyal digital).
3.2 Kelas IP Address
Dalam pengelolaannya IP address di bagi menjadi 5 kelas, yang mana masing-masing kelas akan mempunyai fungsi bit yang berbeda-beda. Berikut merupakan pembagian ke 5 kelas dari IP address tersebut:

i.    Kelas A
Kolas A mempunyai 8 bil yang dialokasikan untuk Network ID
(bit untuk nomor unit jaringan) dan 24 bit yang dialokasikan untuk alamat Host ID (bit untuk nomor unik kompuloi atau ethernet). Bit yang merupakan urutan nilai tertinggi (most signification bit) berada di paling kiri dengan nilai selalu 0. Adapun format penulisan berikut:
Tabel 3-1:Kelas A
0
Network ID
Host ID
Snhingga untuk alamat minimumnya semua bit di isikan dengan ungka 0.
00000000.00000000.00000000.00000000      (nilai biner)
0.0.0.0                                   (nilai desimal)
Sedangkan untuk mendapatkan alamat maksimumnya semua bit di isikan dengan biner 1 (kecuali bit pertama paling kiri).
01111111.11111111.11111111.11111111                           (nilai biner)
127.255.255.255
                          (nilai desimal)
Karena dalam kelas A bit yang dialokasikan untuk alamat host (komputer) sebanyak 24 bit (224), sehingga alamat ini dipakai untuk jaringan besar (big network).
b.    Kelas B
Kelas B mempunyai 16 bit untuk alokasi alamat Network ID dan 16 bit untuk alokasi alamat Host ID (nomor unik ethernet komputer). Bit yang mempunyai nilai tertinggi berada di paling kiri dengan nilai selalu 10.
Tabel3-2:KelasB

1
0
Network ID
Host ID
Pada kelas B, untuk mendapat alamat minimumnya dengan cara mengisikan biner 0 semua ke 30 bit dalam tabel di atas.
10000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
128.0 .0.0                    (nilai desimal)
dan untuk mendapatkan alamat maksimum ke 30 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua.
10111111.11111111.11111111.11111111     (nilai biner)
191.255.255.255             (nilai desimal)
Karena dalam kelas B bit yang di alokasikan untuk Host ID sebanyak 16 bit (216), sehingga alamat ini biasa dipakai untuk jaringan sedang (medium network).
c.    Kelas C
Dalam kela C bit yang di alokasikan untuk Network ID sebanyak 24 bit dan bit yang dialokasikan untuk Host ID sebanyak 8 bit. Bit paling kiri merupakan bit yang nilainya paling tinggi dan selalu bernilai 110.
Tabel 3-3: Kelas C

1
1
0
Network ID
Host ID
Pada kelas C untuk mendapatkan alamat minimum dengan cara mengisikan ke 29 bit pada tabel di atas dengan biner 0 semua.
11000000.00000000.00000000.00000000 (nilai biner)
192.0.0.0                      (nilai desimal)
dan untuk mendapatkan alamat maksimum dari kelas C ini, ke 29 bit tersebut di isikan dengan biner 1 semua.


11011111.11011111.11011111.11011111                           (nilai biner)
223.255.255.255                          (nilai desimal)
Karena dalam kelas C bit yang di alokasikan untuk alamat Host ID sebanyak 8 bit (28), maka alamat ini biasa di pakai untuk jaringan kecil (small network).
d.    Kelas D
Dalam jaringan kelas D semua bit digunakan untuk keperluan multicasting. Bit yang bernilai paling tinggi berada pada bit yang paling kiri dan selalu bernilai 1110.
Tabel 3-4: Kelas D

1
1
1
0
Kelompok Multicast
Untuk mendapat nilai alamat minimumnya dengan cara memasukkan biner 0 semua ke 28 bit tersebut
11100000.00000000. 00000000. 00000000   (nilai biner)
224.0.0.0              (nilai desimal)
Sedangkan untuk mendapat alamat maksimumnya, dengan cara memasukkan biner 1 semua ke 28 bit pada kelas D.
11101111.11111111.11111111.11111111            (nilai biner)
239.255.255.255
                   (nilai desimal)
e.    Kelas E
Dalam kelas E bit yang nilainya paling tinggi berada pada bit paling kiri dan selalu bernilai 11110.
Tabel 3-5: Kelas E

1
1
1
1
0
Di cadangkan


 
Nilai minimum untuk kelas E adalah
11110000.00000000.00000000.00000000    (nilai biner)
240.0.0.0                      (nilai desimal)
Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah
11110111.11111111.11111111.11111111                 (nilai biner)
247.255.255.255                              (nilai desimal)
Alamat ini digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akandatang.
3.3 Alamat Khusus
Dalam alamat khusus ini perlu diperhatikan sekali jika anda ingin memberikan alamat pada protocol TCP /IP di komputer anda.
      Alamat 0.0.0.0 tidak boleh digunakan untuk alamat yang menunjukkan host atau komputer.
      Alamat 255.255.255.255 tidak boleh digunakan untuk alamat host, karena alamat ini menunjukkan alamat broadcast.
      Nilai bit dalam format IP address yang menunjukkan alamat host, tidak boleh di isi dengan biner 0 semua atau 1 semua. Karena jika bit yang menunjukkan alamat host di isi biner 0 semua, secara otomatis akan digunakan oleh sistem sebagai alamat jaringan (Network-ID). Sedangkan jika bit untuk host tersebut di isi dengan biner 1 semua, secara otomatis akah menjadi alamat broadcast.
      Alamat 127.0.0.1 adalah alamat khusus yang digunakan untuk local host (loopback), sehingga tidak boleh di gunakan untuk Host ID.

      Alamat 224.0.0.0 - 239.255.255.255 digunakan untuk teknologi multicasting.
      Alamat 240.0.0.0 - 247.255.255.255 digunakan untuk keperluan IP address di masa yang akan datang.
3.4 IP Private
Dalam penggunaan IP address untuk mempermudah pengelolaan dalam jaringan baik jaringan WAN atau LAN, maka IP Address dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu IP address yang ter-regritasi di internet dan IP address yang tidak di regestrasi dalam internet (IP Private). Kelompok IP address Private adalah alamat yang dipakai oleh LAN (Local Area Network) dan tidak dapat di akses oleh internet range IP private seperti pada tabel berikut:
Tabel 3-6 : IP private.


Kelas
Kelompok Private Address
A
10.0.0.1-10.255.255.254
B
172.16.0.1-172.31.255.254
C
192.168.0.1 -192.168.255.254
3.5 Subnet Mask
Nilai subnet mask berfungsi untuk memanajemen jumlah host. Dengan subnet mask router dapat menentukan bagian mana yang menunjukkan alamat jaringan (Network ID) dan bagian mana yang menunjukkan alamat host (Host ID). Format subnet mask terdiri dari 32 bit yang setiap 8 bitnya di pisahkan dengan tanda titik (dot). Pada subnet mask default, bit yang menunjukkan alamat jaringan di isi dengan biner 1 semua sedang bit yang menunjukkan alamat host di isi dengan biner 0 semua. Berikut merupakan tabel dari subnet mask default.
Tabel 3-7: Subnet mask

Kelas
Subnet Mask dalam biner

Subnet Mask dalam desimal
A
11111111.00000000.00000000.00000000
255.0.0.0
B
11111111.11111111.00000000.00000000
255.255.0.0
C
11111111.11111111.11111111.00000000
255.255.255.0
Contoh:
Kelas A
IP address        : 10.0.0.1
Subnet mask     : 255.0.0.0
Network ID        : 10.0.0.0
Broadcast ID     : 10.255.255.255
Kelas B
IP address       : 172.16.0.1
Subnet mask    : 255.255.0.0
Network ID       : 172.16.0.0
Broadcast ID    : 172.16.255.255
Kelas C
IPaddress        : 192.168.1.1
Subnet mask    : 255.255.255.0
Network ID          :192.168.1.0
Broadcast ID    : 192.168.1.255
Dalam sistem operasi Linux penulisan subnet mask ditulis
dengan tanda “/”.
Contoh:
•     address 192.168.0.1/24 {kelas C}
/24 diambil dari banyaknya jumlah angka 1 dari subnet. Subnet kelas C adalah 255.255.255 jika dituliskan secara desimal adalah 11111111.11111111.11111111.00000000. Jika dihitung, maka jumlah angka 1 adalah sebanyak 24.
      address 172.16.0.1/16              {kelas B}
      address 10.0.0.1/8.          {kelas A}
Contoh kasus:
Dalam sebuah lab. Jaringan komputer tersedia 14 komputer, antar komputer di buat LAN dengan topologi star. Jika dalam
LAN tersebut di kehendaki dengan alamat jaringan kelas C (misalkan 192.168.0.0). Tentukan:
•    Subnet mask dan range IP address komputer dalam LAN tersebut!
Jawab:
Subnet mask kelas C
= 11111111.11111111.11111111.11110000
= 255.255.255.240
Jumlah host
=2N-2 = 24-2 =14
Sehingga range IP address LAN antara 192.168.0.1 -192.168.0.14, sedangkan alamat jaringan (Network ID): 192.168.0.0 dan alamat broadcastnya adalah 192.168.0.15
3.6 Subnetting
Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network ID yang telahanda miliki. Contoh kasus diperiukannya subnetting: Sebuah perusahaan memperoleh IP address network kelas C 192.168.0.0. Dengan IP network tersebut maka akan didapatkan sebanyak 254 (28-2) alamat IP address yang dapat kita pasang pada komputer yang terkoneksi ke jaringan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah komputer lebih dari 254 tersebut. Tentu tidak mungkin jika anda harus menempatkan komputer sebanyak itu dalam satu lokasi. Jika anda hanya menggunakan 30 komputer dalam satu kantor, maka ada 224 IP address yang tidak akan terpakai. Untuk mensiasati jumlah IP address yang tidak terpakai tersebut dengan jalan membagi IP network menjadi beberapa network yang lebih kecil yang disebut subnet.

Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah: 2n -2
n adalah jumlah bit yang diselubungi
Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet = 2N - 2 N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID
a.    Subnetting Kelas A
Jika suatu perusahaan telah mendapatkan IP jaringan 10.0.0.0, sehingga bisa dibangun suatu jaringan dengan jumlah host yang sangat besar yaitu 224-2 atau 16777214 host Sedangkan jumlah komputer yang ada hanya 100 unit. Agar IP network tersebut bisa bermanfaat, maka diperlukan pembagian subnet. Dari IP jaringan tersebut bisa kita bagi subnetnya dengan cara:
Jumlah komputer yang tersedia sebanyak 100 unit, sehingga biner  subnet masknya            adalah
11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128. sehingga jumlah subnetnya adalah 217 - 2 = 131070 dan jumlah host persubnetnya adalah 126. Sehingga masih memungkinkan untuk menambah komputer sebanyak 26 unit Dari rumus diatas sehingga bisa dibuat tabel subnetting kelas A seperti berikut

Tabel 3-8: Subnetting kelas A

Jumlah Subnet
Subnet Mask
Jumlah Host/ Subnet
2
255.192.0.0
4194302
6
255.224.0.0
2097150
14
255.240.0.0
1048574
30
255.248.0.0
524286
62
255.252.0.0
262142
126
255.254.0.0
131070
254
255.255.0.0
65534
510
255.255.128.0
32766
1022
255.255.192.0
16382
50


Jumlah Subnet
Subnet Mask
Jumlah Host/ Subnet

2046
255.255.224.0
8190

4094
255.255.2400
4094

8190
255.255.248.0
2046

16382
255.255.252.0
1022

32766
255.255.254.0
510

65534
255.255.255.0
254

131070
255.255.255.128
126

262142
255.255.255.192
62

524286
255.255.255.224
30

1048574
255.255.255.240
14

2097150
255.255.255.248
6

4194302
255.255.255.252
2

b.   Subnetting Kelas B
Untuk kelas B dengan 3 bit diselubungi, Subnet Masknya adalah 11111111.11111111.11100000.00000000 atau 255.255.224.0 dan IP Network yang di miliki: 180.124.0.0. Dengan rumus jumlah subnet adalah : 2n - 2 dan jumlah host per subnet = 2N - 2, sehingga dapat di hitung:
•     jumlah subnet = 23 - 2 = 6
Jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID adalah N = 16 -3 = 13
•     jumlah host persubnet = 213 - 2 = 8190
Dengan menerapkan rumus (256-angka oktetyang diselubungi) = (256 - 224) = 32, sehingga kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 32 yaitu: 32,64,96,128,160,192.
Maka subnet (Network ID) yang tersedia adalah:
       180.124.32.0     .
       180.124.64.0
       180.124.96.0
       180.124.128.0
       180.124.160.0
       180.124.192.0
Dengan kelompok Ip Address yang dapat digunakan untuk host adalah:
       180.124.32.1 sampai 180.124.63.254
       180.124.64.1 sampai 180.124.95.254
       180.124.96.1 sampai 180.124.127.254
       180.124.128.1 sampai 180.124.159.254
       180.124.160.1 sampai 180.124.191.254
       180.124.192.1 sampai 180.124.223.254
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah:
•     180.124.63.255
         180.124.95.255
      180.124.127.255
      180.124.159.255
         180.124.191.255
      180.124.223.255
Dengan menggunakan rumus di atas, sehingga bisa terbentuk tabel subnetting kelas B seperti berikut:
Tabel 3-9: Subnetting kelas B

Jumlah Subnet
Subnet Mask
Jumlah Host /subnet
2
255.255.192.0
16382
6
255.255.224.0
8190
14
255.255.240.0
4094
30
255.255.248.0
2046
62
255.255.252.0
    1022
126
255.255.254.0
510
254
255.255.255.0
254



52







Jumlah Subnet
Subnet Mask
Jumlah Host /subnet

510
255.255.255.128
126

1022
255.255.255.192
62

2046
255.255.255.224
30

4094
255.255.255.240
14

8190
255.255.255.248
6

16382
255.255.255.252
2
c.    Subnetting Kelas C
Misalkan kita memiliki IP network 192.200.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11111100 atau 255.255.255.252 dimaha bit oktet ke empat yang terselubung adalah 252. Dengan menggunakan rumus di atas bisa di hitung:
       jumlah subnet = 26 - 2 = 62
       jumlah host persubnet = 22 - 2 = 2
Dengan menggunakan rumus (256-252)=4, sehingga kelompok subnet yang dapat dipakai adalah keiipatan 4 yaitu: 4,8,12,.... 248. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan untuk host adalah:
       192.200.73.5 sampaidengan 192.200.73.6
       192.200.73.9 sampai dengan 192.200.73.10
       .
       .
       .
       192.200.73.249 sampai dengan 192.200.73.250
Sedangkan kelompok subnet (Network ID) yang dapat digunakan adalah :
       192.200.73.4
       192.200.73.8
•    192.200.73.248
Sedangkan kelompok broadcast yang dapat digunakan adalah:
      192.200.73.7
      192.200.73.11
      .
      .
      .
      192.200.73.251
Kasus soal
Misalkan kita mendapatkan IP network 192.100.73.0 dengan subnet mask 11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192, dimana oktet bit ke empat yang terselubung adalah 192 (2 bit dari kiri). Seperti rumus diatas, sehingga bisa di hitung:
      jumlah subnet =22 - 2 = 2
      Jumlah host persubnet=26 - 2 = 62
Dengan menggunakan rumus (256-192)=64, sehingga kelompok subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 64 yaitu :64 dan 128. Dengan demikian kelompok IP address yang dapat digunakan untuk host adalah:
      192.100.73.65 sampai dengan 192.100.73.126
      192.100.73.129 sampai dengan 192.100.73.190

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger